Sabtu, 25 Februari 2017

IBU BISA MENGEMBANGKAN POTENSI LUAR BIASA PADA SETIAP ANAK



***IBU BISA MENGEMBANGKAN POTENSI LUAR BIASA PADA SETIAP ANAK**

Semua anak dilahirkan dengan potensi luar biasa, potensi ini hanya akan berkembang jika orang dewasa yang mengasuhnya memberikan stimulasi yang tepat di tahun-tahun pertama kehidupannya

Kali ini Ibu Bisa Indonesia​  mengajak ibu-ibu untuk mengenal lebih dekat metode montessori, karena metode ini telah di uji bertahuntahun dan dapat kita lakukan sendiri di rumah.

Menurut ajaran Montessori, anak memiliki masa-masa peka sejak lahir hingga usia 6 tahun. Kita sebagai orangtua harusnya bisa menyadari dan memanfaatkan masa peka anak ini dengan sebaik-baiknya.

Metode Montessori adalah suatu metode pendidikan untuk anak-anak, berdasar pada teori perkembangan anak dari Dr. Maria Montessori, seorang pendidik dari Italia di akhir abad 19 dan awal abad 20. Metode ini diterapkan terutama di pra-sekolah awalnya untuk anak berkebutuhan khusus namun sangat efektif pula untuk seluruh anak-anak hingga sekolah dasar, walaupun ada juga penerapannya sampai jenjang pendidikan menengah.

Mengapa metode ini layak dipelajari? Metode inibermanfaat untuk mengawali tahun-tahun pertama anak dalam masa pembelajarannya.

Dengan 5 area pembelajaran Montessori yang terkonsep (PRACTICAL LIFE- SENSORIAL - MATHEMATIC- LANGUANGE - CULTURAL). Metode ini menekankan pentingnya penyesuaian dari lingkungan belajar anak dengan tingkat perkembangannya, dan peran aktivitas fisik dalam menyerap konsep akademis dan keterampilan praktik. Ciri lainnya adalah adanya penggunaan peralatan otodidak (koreksi diri) untuk memperkenalkan berbagai konsep.

Salam Semangat Bisa
Ibubisa.id

#metodemotessori #montessori #montessorisurabaya #belajar #parenting #ibubisa #guruuntukanaksendiri #ibubisajadiguruterbaikuntukanaksendiri #motessoriindonesia

Bu, kita adalah guru terbaik untuk anak kita sendiri


****Bu, kita adalah guru terbaik untuk anak kita sendiri****

*Program #1 ibubisa.id ibu bisa jadi guru terbaik untuk anak sendiri*

"You are your child's best teacher"

Kita sebagai ibu memiliki harapan untuk anak kita sendiri, ya kan?
Apa harapan ibu untuk anak ibu? Ingin anak sholeh/sholehah, baik, sukses, cerdas, selamat, dan hal terbaik lainnya..

Untuk mencapai harapan itu, kita mau memepercayakan anak kita kepada oranglain kah? atau kita berusaha untuk bisa menjadi yang terbaik untuk akan kita sendiri?

Apakah oranglain peduli terhadap perkembangan anak kita? guru di sekolah? Sementara waktu anak lebih banyak dengan kita, kita yang lebih mengerti segala tentang anak kita sendiri, kita bisa memberikan cinta kasih yang tidak dapat oranglain berikan, kita dapat melakukan segala hal dengan anak dibumbui dengan rasa cinta kasih serta ketulusan sehingga dapat memberikan yang terbaik untuknya, tentu memang kita harus memiliki tekad yang kuat untuk hal ini, memberikan yang terbaik harus memiliki sesuatu yang terbaik dulu bukan?

Nah maka dari itu, mari kita belajar untuk menjadi lebih baik, bulatkan tekad memiliki hal terbaik untuk diberikan kepada anak kita..
Hal terbaik itu apa? berupa harta kah? hal terbaik itu cinta kasih ibu kepada anak, mulai memberikan yang terbaik, hal-hal dasar untuk mengisi pengetahuannya, memberikan nilai-nilai moral, dan memberikan kemampuan kemampuan dasar kepada anak..
Kalau bukan kita sendiri lantas siapa lagi?

Membaca dan memahami, mencocokan dan mengurutkan, mengambil kesimpulan dan kemampuan memprediksi, kemapuan dasar warna, bentuk, angka, huruf, bahasa, pengatahuan tentang diri sendiri, alam, dan dunia kita semua mungkin tampak sederhana untuk orang tua, tapi anak-anak kecil mungkin belum memahami konsep ini dengan baik, ketika anak mulai belajar dan menerapkan konsep ini, penting untuk membantu memandu anak menggunakan pendekatan yang tepat terhadap pembelajaran. Anda instruktur terbaik! Mari bu, Ibu bisa menjadi guru terbaik untuk anak sendiri!
ibubisa.id melalukan program peratamanya yaitu #Ibubisajadiguruterbaikuntukanaksendiri
ikuti terus perkembangan program ini, ibu dapat mengikutinya lewat facebook @ibubisa.id dan instagram @ibubisa.id

Akan banyak informasi yang kami berikan kepada bu dan untuk eksekusi dari materi ibubisa.id akan memberikan pelatihan offline juga, yuk ikuti terus dan tunggu waktunya ya..
Semangat belajar, ibu.

I Love You
ibubisa.id

Perkenalan Ibu Bisa Indonesia

***PERKENALKAN IBUBISA.ID YANG AKAN BERGERAK BERSAMA PARA IBU DI INDONESIA UNTUK KEHIDUPAN LEBIH BAIK***

Kami tergerak untuk maju bersama bersama Ibu Indonesia agar generasi selanjutnya lebih baik, karena dunia ada di tangan ibu, mari menjadi ibu yang progresif berkarya, terus belajar dan bergerak sesuai passion 😊 Ibubisa!
Ibubisa.id Menyediakan Pelatihan Online, maupun Offline untuk ibu agar bisa terus belajar, berkarya dan bergerak sesuai passion.
Bismillah IBUBISA..
Ayo ikuti terus info selanjutnya disini, kami akan berikan program-program kami selanjutnya..
 
Salam Hangat
Ibu Bisa Indonesia

Sabtu, 20 Juni 2015

Dua Tiga Empat Lima


Setelah melewati umur kembar yaitu dua..dua.. saatnya menginjak umur dua.. tiga.. perjalanan umur dari dua dua menuju dua tiga ternyata lebih menarik dari perjalanan tahun-tahun sebelumnya. Banyak hal-hal yang nampaknya sederhana namun sangat kompleks untuk dijelaskan..

Lari dari kenyataan

Kenapa lari terus tan? Lari dari kenyataan ya?
Kenapa lari terus tan? mau bakar apa lagi? kan udh kurus..

Sangat sering saya mendengar kalimat senada dari beberapa keluarga dan teman-teman ketika tahu saya lebih sering olahraga lari.. ada benarnya sih kalau orang bilang lari dari kenyataan.. toh nyatanya saat lari semua masalah kerjaan, masalah apapun tiba-tiba berhenti mengorbit dipikiran, kenapa? alasan sederhananya

Karena lari itu cukup melelahkan jadi pikiran rasanya hanya tentang Aku, Nafasku, Lelahku, Dahagaku, dan Garis Finisku
itu saja.. sederhana bukan?
Lari itu bukan hanya tentang jarak dan kecepatan tapi melibatkan perasaan..
Terdengarnya lebay memang, tapi ya begitu kenyataanya ketika kita merasa suka terhadap sesuatu, alasannya sulit di terima logika, hanya perasaan saja yang bisa mencitrakan rasa..

Berdamai dengan diri sendiri

Mengenali diri sendiri saja tidak cukup, saya sadar bahwa kita juga perlu berdamai dengan diri sendiri, tentang ego, emosi, perasaan, rasa sabar, motivasi, ambisi dan kerasnya diri sendiri kita perlu menyelaminya lebih dalam..

Perenungan saja tidak cukup, mungkin masing-masing orang berbeda cara untuk berdamai dengan diri sendiri, namun saya menemukan kedamaian dengan diri sendiri ketika saya mempersiapkan diri untuk Gede Pangrango Marathon 2015.. disitulah saya bisa merasakan apa yang sebetulnya yang saya cari, untuk apa, sesabar apa saya, bagaimana saya menghilangkan kejenuhan, memotivasi diri sendiri, menghilangkan penyesalan, menyikapi cibiran orang, mengontrol emosi, tidak menyalahkan orang lain serta keadaan, bagaimana saya bisa memberi kenyamaan pada diri sendiri ketika lelah, panas, ketika tubuh dan pikiran merasa perlu penyegaran, dan ketika kita mengalami kegagalan.. tidak perlu menjadi keras kepala untuk merealisikan mimpi, cukup pahami diri sendiri, rasakan kegagalannya, dan bangkit untuk mengejarnya kembali nanti tidak perlu hari ini.. pesan untuk berdamai dengan diri sendiri dari kerabat dekat :

Nikmati Prosesnya
- Sarwo Hakim



Intan batu, jangan sampai Tuhan langsung yang Japri supaya kamu sadar
- Julia Elaine Patricia


Kita punya batasan, belajar dari ahlinya itu penting, biar yang kita lakuin bener tekniknya dan ada yang ngasih tau kalau kita salah
- Asroel Anshor Setiajie


Jangan jadi batu
-Dery Maulana Rosadi

Terimaksih Pak Sarwo yang selalu memotivasi dan  Trio AB yang unik-unik Kak Jule, Kak Aji dan Kak Dery yang selalu mengingatkan agar kita tidak jadi batu yang tambeng dan mengingatkan harus tahu dan sadar batasan diri sendiri.


Benang Merah Nama

Di umur dua tiga ini pula saya baru sadar ternyata nama sangat berpengaruh terhadap hidup kita, terimakasih kepada Teh Rida Permatasari, beliau membuat saya sadar bahwa batu Intan itu untuk menjadi kemilau perlu di "asah" dan perlu kesabaran pula untuk orang-orang yang mengasahnya.. Ijin mengutip kata-kata puitisnya teh Rida dalam do'a di hari ulang tahun saya :
Semoga tahun ini kemilau 'intan' sudah lebih bersinar jangan lupakan orang-orang yang sudah mengasahmu dengan cinta atau lewat siksaan perasaan, pecahkan saja gelasnya biar ramai, segala cinta dan pesona-NYA akan berbalik membiusmu sebagai upah atas semua rasa mengalahkanmu.. sukses ya cantik tetap rendah hati semoga Allah SWT memudahkan segala urusanmu
(sweet)

Jadi coba pahami arti dan hal-hal yang berkaitan dengan namamu, pasti terpana deh saat sadar ada benang merah antara kehidupan masa lalu, kehidupan yang sedang dijalani dengan arti nama mu :)

Tuntutan, Mengalah dan Emosi

Udah ga di umurnya lagi menuntut orang lain berbuat harus sesuai harapan kita, tapi sudah saatnya menyesuaikan sikap terbaik apa yang seharusnya kita lakukan ke oranglain, mengalah bukan berarti kalah

Inget kan sewaktu kita kecil kita selalu banyak keinginan yang harus segera terpenuhi, banyak menuntut orang disekitar untuk melakukan apa yang kita inginkan, seakan akan kita tidak peduli keadaan orang lain sepeti apa yang penting keinginan kita terpenuhi..

Ternyata sudah tidak di umurnya lagi untuk berbuat sepeti itu, sekarang saya harus lebih peka terhadap pikiran dan perasaan orang lain, orang lain berbuat pasti ada alasannya, pahami alasannya, kontrol emosi, dan lakukan hal terbaik apa yang seharusnya saya lakukan untuk menyikapi orang lain, memang seringnya terlihat seperti orang yang mengalah pada kenyataan atau bahkan membiarkan orang berbuat seenaknya.. mengalah bukan berarti kalah, karna ego dan emosi kita seringnya adalah sumber dari segala masalah..

Pahami, turunkan nada suara dan berikan sikap terbaik..semudah itu cara saya mengontrol emosi..

Orang-orang Baik yang Sakau

Hidup dilingkungan orang-orang baik selalu membuat saya sadar bahwa kebaikan yang kita berikan ke orang lain bukan untuk orang lain, tapi untuk diri sendiri, karena ketika kita berbuat baik untuk orang lain kita merasakan ada perasaan senang yang berbeda, yang hanya bisa kita rasakan ketika melakukan hal baik kepada orang lain, yang membuat kita kecanduan dan rindu untuk merasakannya lagi berulang-ulang..

Pantas saja orang-orang yang selalu melakukan hal-hal lebih untuk orang lain itu tidak pernah merasa jemu, karna orang-orang baik itu sakau terhadap nikmatnya dari berbuat baik :)

Skenario Allah dan Pertanyaan Jodoh

Allah lebih memahami apa yang kita perlukan, Allah yang lebih tahu jalan terbaik apa yang harus kita tempuh, Allah punya caranya sendiri untuk membuat kita bahagia
Jodoh, cita-cita dan masa depan masih abstrak.. kita hanya bisa berencana, memantaskan diri dan mendekatkan diri pada-Nya.. semua akan terwujud ketika Allah mengizinkan bukan?

Perihal Jodoh..

Nyari yang kaya gimana sih?

Layaknya di tanya makanan enak itu seperti apa, saya pun tidak bisa mendeskripsikan makanan enak seperti apa, sama halnya jodoh kita pun tidak bisa memberikan spesifikasi detail layaknya isi spesifikasi mesin di penawaran sistem

Tidak usah khawatir dan buru-buru jodoh akan bertamu ketika kita sudah dinilai pantas untuknya..

Nikmati Prosesnya dan Pasrah

Pasrah itu bukan meningggalkan masalah, bukan tidak berbuat apa-apa.. pasrah itu ketika kita menambal kekurangan diri sendiri sambil menjalani jalan yang panjang dengan semangat dan penuh harapan :)

Sepertihalnya judul dari tulisan ini, dua tiga empat lima, karena setalah angka dua tiga ada empat lima dan angka seterusya..

Nikmati saja prosesnya..

Terimakasih berkenan untuk baca.. :)

Keracunan Asap Feminism

Judulnya seperti berita dikoran yang memaparkan sebuah bencana wabah penyakit, penyakit kali ini dari diri sendiri dan untuk diri sendiri.

Sampai kapanpun pembahasan tentang feminism yang mengusung equality and mutual respect itu tetap akan blunder pembahasannya.


Saya membaca tulisan seseorang judulnya Teruntuk Pandangan Skeptis Kepada Perempuan, isinya kemungkinan besar disetujui oleh para wanita, ya itu sudut pandang sang Penulis, dan izinkan saya mengutarakan sudut pandang saya mengenai wanita, laki-laki dan ego nya masing-masing.

Memang saat ini secara kasat mata, wanita tidak mendapatkan hak nya, dibeberapa tempat pendapatan tidak sebesar laki-laki, kekerasan, pelecehan, dan hal lainnya yang menimpa wanita.

Tapi ada satu hal yang sering kita lupa, dulu mendapat anak wanita itu seperti sial, bayi wanita dibuang, pembakaran pengantin wanita, dan tidak ada jaminan pendidikan serta kesehatan wanita, dan saat ini wanita sudah cukup dihargai dibanding jaman dulu, mengapa masih menuntut lebih?

Adam First


Adam manusia pertama yang diciptakan, Hawa sebagai pendamping yang berjalan seirama, dan mencoba mengerti-memahami Adam. Namun nyatanya Wanita yang ingin dimengerti, dan dipenuhi keinginannya.


"Ladies first" hal yang sering kita dengar dan dalam beberapa kesempatan kebanyaakan orang sudah mencoba mengaplikasikan mendahulukan wanita, padahal Adam First.

Kita sebagai wanita banyak tuntunannya ya? Ingin dimengerti dan Ingin di pahami, contohnya ya artikel ditautan diatas itu mewakili perasaan kebanyakan wanita.

Lantas pria boleh kah menuntut?Tuntutan pria itu apa sih memangnya? Sebejat apapun pria dari hati kecilnya  pasti ingin wanita yang medampinginya shalehah, enak dilihat, baik, cerdas, pandai memasak, bicara santun dan hal yang baik-baik meskipun pria tersebut merasa bukan orang yang baik, tapi tetap ingin wanita yang baik. Hal tersebut memberi kesan bahwa laki-laki Egois.Padahal laki-laki memikirkan jauh kedepan, dia ingin yang mendidik anak-anaknya itu adalah wanita yang baik, sehingga anaknya baik pula, inget kan kalau fitrah manusia itu baik, manusia cenderung melakukan hal-hal baik.

Tapi wanita juga ingin laki-laki yang baik

Baik itu relatif kan ya? laki-laki baik yang seperti apa? yang tidak pernah selingkuh? yang memiliki sopan santun? yang tidak merokok? yang lemah lembut? yang rajin ke Masjid? Laki-laki yang rajin ke Masjid, belum tentu kita mengangapnya selalu baik dalam segala hal, jika  dia mendukung poligami aktif? masih dikategorikan laki-laki baik juga? baik dan tidaknya ada di otak kita.Laki-laki ngomong kasar dan 'idung belang' itu bukan laki-laki yang baik kah? Manusia berubah, tidak baik hari ini boleh jadi paling baik dikemudian hari.

Sudah sebaik apa kita, sudah sempurnakah kita? siapa kita menuntut ingin mendapatkan laki-laki ideal yang ada di otak kita?Daripada pusing mencari dan membuat standarisai laki-laki ideal untuk kita [wanita], buang-buang waktu, biar itu terucap dalam do'a saja, dan biar Allah yang memilihkannya untuk kita, bukan urusan kita.Tugas kita sebagai wanita hanya belajar, mari belajar menjadi Ibu yang baik.

Dunia Ada Ditangan Wanita

Semua manusia memiliki Ibu, kecuali Adam. Orang pertama yang membimbing manusia adalah Ibu, orang yang menentukan akhlak dasar manusia adalah Ibu, yang mengajarkan sopan santun, warna, dan hal-hal lainnya.

Bayangkan manusia yang masih polos, diisi pertama kali oleh bimbingan seorang Ibu, sebagai penentuan mau seperti apakah manusia tersebut.Seluruh manusia di dunia ditentukan oleh kualitas bimbingan Ibu, ya Dunia ada ditangan kita!

Kita berkontribusi pada dunia, memebentuk generasi berikutnya!Itulah alasannya mengapa wanita harus baik, shalehah, cerdas, baik, sopan, menutup aurat dan mau berpikir Karena Dunia ada ditangan kita.

Wanita Sebagai Pilar

Seorang Ayah bagi saya sebagai pengikat pilar, jika Ibu saya itu pilar keluarga, pengikat yang mengokohkan itu seorang Ayah, sebagai Atap. Perih rasanya ketika mendengar kabar bahwa Ayah nya Fulan meninggal, karena saya pikir Ayah itu sebagai atap yang jika hilang, Ibu tetap bisa berdiri tegak namun hanya bergatung apa bumi yang dipijak dan Langit yang menaungi, sekuat apapun seorang Ibu.Kokohnya keluarga ada pada wanita, banyak kasus perceraian dan sebagainya yang penyebabnya ulah wanita. Ada pula kasus perselingkuhan misalnya, itu akibat laki-laki kah?

Saya percaya ada manusia yang cenderung mendua, jika Istri melarang untuk beristri lebih dari satu, kemungkinan ada perselingkuhan kan? Tentunya kembali lagi pada pribadi masing-masing..Mengapa wanita anti-poligami? karena apa? Urusan hati dan gengsi. Itu saja. Pertimbangannya pada perasaan anak-anak dan keluarga yang lagi-lagi urusan HATI.Saya pribadi ada diposisi netral, mendukung tidak, menolak pun tidak, hanya ingin berbagi pandangan yang lain, berhubung otak saya random, saya bisa mendukung satu hal tapi disisi lain saya menolak hal tersebut, sehingga saya memilih di posisi netral, biar keadaan nanti yang menjawabnya.

Karena yang baik menurut kita hari ini, belum tentu baik dikemudian hari. Disetujui oleh kita hari ini, boleh jadi kita tolak habis-habisan di kemudian hari.

Kebahagiaan Wanita

Katanya wanita senang diberi perhiasan dan baju, diberi kebebasan memilih, diberi kebebasan bertindak. Coba renungkan, kebahagiaan apa yang sesungguhnya yang diinginkan wanita? Kebahagiaan mendapat harta berlimpah? Bersuamikan pria ganteng, baik, rajin shalat, perhatian, mengerti wanita, menjaga perasaan wanita dan tidak poligami? Saya yakin itu bukan kebahagiaan sesungguhnya, mari renungkan lagi sama-sama.. Kebahagiaan yang seutuhnya kembali pada Sang Pencipta dalam keadaan baik, dan tanpa beban.

Equality and Mutual Respect

Tujuan feminism adalah  kesetaraan dan saling menghargai, setelah kita tahu apa peranan dan kontribusi kita pada dunia untuk membentuk generasi selanjutnya, apa masih menuntut kesetaraan lebih?

Sudah.. sudah.. bukan saatnya kita menuntut emansipasi yang berlebihan, saat ini wanita sudah cukup dihargai, asalkan kita pun mau tetap saling menghargai satu sama lain, saya pun masih belajar untuk semua ini, sekali lagi saya hanya mengungkapkan sudut pandang saya mengenai wanita.Saat ini wanita hanya perlu belajar, berkarya, tersenyum, ceria, melakukan perbaikan terhadap diri sendiri, dan sekitar, belajar dari kesalahan, mengahragai orang lain, tidak perlu menuntut lebih.

Laki-laki yang menuntut wanita baik, bukan urusan kita, yang penting kita tetap berusaha menjadi lebih baik dari menit yang telah berlalu, karena kita pembentuk generasi selanjutnya, Insya Allah.


Manusia yang masih Belajar

Bekasi, 11 januari 2014

NB : Penulis blog yang saya tautkan diatas membuat tulisan part dua
 Teruntuk Pandangan Skeptis Kepada Perempuan Part 2
Jadi banyak yang bisa dikaji oleh para pembaca, jangan lupa baca komen di notes ini juga ya, jika berkenan... agar lebih melihat dari beberapa arah :)  Terimakasih

Selasa, 01 Oktober 2013

Passion Fresh Graduate Dalam Dunia Paradoks

Di suasana kota panas di hari senin, menerima pertanyaan yang membuat saya bingung menjawabnya, ketika seseorang bertanya

Hal apa yang kamu pikirkan dihari kelulusan kamu?

pertanyaan ini yang membuat saya berpikir keras, padahal ini bukan pertanyaan eksak. Pertanyaan yang menimbulkan pertanyaan tandem pada diri sendiri, saya malah mempertanyakan apa yang sebenarnya saya inginkan.

Pikiran saya sibuk mencari jawaban yang malah bertumbukan dengan pertanyaan baru yang saya buat untuk diri sendiri. Dari pertanyaan itu, kita malah berpikir sebetulnya apa yang kita cari?

Lulus di perguruan tinggi. What next?

Beberapa orang menjawab ada yang berniat untuk "sekolah" lagi.

Ya memang sekolah itu candu, kita masih ingin mengejar sesuatu di bangku sekolah, meneruskan jenjang pendidikan yang lebih tinggi agar pendapatan juga semakin tinggi. Kita lupa, ini dunianya manusia yang semuanya paradoks, dimana sistem ekonomi kita ini stabil-dinamis, pribadinya humanis-sadis, selalu ada double strandard dalam keinginan kita, sehingga ingin sekolah-sambil kerja, ingin menjadi PNS-namun punya bisnis, dan ingin menjadi sosialis-namun mencari celah agar kegiatannya sosialnya meraup keuntungan, terlalu kompleks.

Kebanyakan orang memilih bekerja.

Beberapa teman ada yang langsung bekerja, bahkan sebelum wisuda sudah bekerja, saya memilih untuk menyandang status pengangguran dalam waktu 2 bulan, karena saya masih bingung apa yang ingin saya lakukan, bekerja bukan perkara mudah, kata orang capek, sebagian orang bilang bekerja itu menyenangkan asal sesuai passion, beberapa orang lagi pun berpendapat bekerja tidak harus sesuai passion yang penting upahnya sesuai untuk kebutuhan, ya berbagai macam sudut pandang orang, saya yakin kita semua punya sudut pandang masing-masing.

Apapun pilihannya, pertanyaannya tetap sama, apa yang kita inginkan? apa yang kita cari?

Empat jam saya berbincang dengan 2 orang yang menjadi "otak" dalam salah suatu perusahaan, perbincangan ini mengarah pada apa yang sebenarnya saya inginkan, dan mereka inginkan, saya menyebutnya ini identifipassion*, perbincangan selama empat jam tidak terasa, saya pikir sudut pandang saya diuji, saya menggali pikiran saya, membuat saya berusaha memahami diri sendiri.

Empat hari yang lalu saya menuliskan passion saya, tulisan-tulisan itu saya menyebutnya "ini passion saya berdasarkan pengalaman saya", jelas-jelas itu bukan passion, mana ada passion berdasarkan pengalaman kerja, passion itu tidak terpengaruh faktor diluar diri, passion ada di dalam diri kita, panggilan jiwa. Saya putuskan hal itu hanya list keinginan manusia yang banyak maunya, ribet, dan memiliki multi standard dalam hidupnya, ya itulah diri saya tertampar hingga sadar saat saya berbincang dengan 2 orang super yang saya jumpai di penghujung bulan september.


Setelah saya menemukannya apa yang saya inginkan dalam identifipassion ini, saya menjadi merasa senang, rasa senangnya sampai ingin berteriak kencang, kedengarannya memang berlebihan, but It's real. Ketika kita menyadari apa sebenarnya passion kita sendiri, itu akan menimbulkan rasa senang yang aneh, seperti menemukan sesuatu yang telah lama kita kubur dalam, tertumpuk ego dan keinginan multi standard.

Multi Standard, Uang, & Passion

Banyak faktor yang membuat kita menjadi multi standard, salah satunya diri sendiri dan orangtua yang expect too much, coba ingat ingat apa yang diharpakan orangtua atau bahkan diri kita sendiri, garis besar ekspektasi kita adalah:

Expect to be challenged as you try to balance everything and expect to serve anything for your family.

Untuk memenuhi kedua ekspektasi diatas, pencapaiannya bisa kita generalisasi, hanya dengan 1 kata, yaitu uang! Dengan uang yang banyak kita bisa memenuhi kebutuhan dan memenuhi ekspektasi lainnya. Melakukan apapun demi uang, bahkan karena uang, polisi lalu lintas bisa menggunakan kewenangannya untuk 'memeras' pengguna jalan dengan cara melakukan tindakan tilang yang merupakan profesinalitas semu, nampak benar melakukan profesinya sebagai polisi lalu lintas, padahal sedang menjadi preman jalanan.

Ingin tersenyum sinis pada diri sendiri yang seringkali merasa butuh uang banyak, tapi tidak mau melakukan hal lebih, enggan karna tidak melakukannya dengan sungguh sungguh. Semua orang butuh uang, namun jika kita dihadapkan dengan pilihan: Melakukan day job dengan gaji besar atau melakukan passion-job dengan tidak mengutamakan gaji?

Jawabannya tergantung, tergantung kita sudah tau apa yang kita inginkan dan apa yang sebenarnya kita cari?

Masih terngiang nada yang terdengar sendu namun penuh gairah dari seorang pengajar jaman dulu?

"Yang penting ilmu tersampaikan, tidak di gajipun tidak apa-apa"

That's passion!

*indentifipassion : istilah rekaan doang, istilah untuk identifikasi passion diri kita  :)

Minggu, 29 Januari 2012

Nilai Dalam Perjalanan Kuliah

Bismillah...
Tanpa mengurangi rasa hormat ijinkan saya mengutarakan sudut pandang saya terhadap nilai dan belajar, yang akan saya sajikan dalam sebuah perjalan yaitu Perjalanan Kuliah
Tujuan Perjalanan Kuliah Mau kemana? banyak kata yang mengutarakan apa tujuan setelah kuliah. Mencari kerja, mendapatkan pekerjaan, nikah, punya anak, jadi orangtua, lagi-lagi menitipkan anak ke sekolah, dan silahkan lanjutkan sendiri. Ketika kita mempunyai tujuan, kita akan tahu kearah mana kita akan melangkah, tentunya penetapan tujuan ini berdasarkan kemampuan kita, kemungkinannya kecil mahasiswa refrigerasi dan tata udara melamar kerja menjadi pilot, namun bisa saja asal mempunyai keahlian di bidang tersebut, dan yakin bahwa kita mampu. Saya masih seberani anak TK mengutarakan cita-cita saya, saya ingin menjadi dosen, dan orang yang selalu berupaya melakukan perbaikan serta perubahan, menghasilkan karya yang bermanfaat. Dengan begitu Insya Allah saya akan mati dengan tersenyum. Bagaimana denganmu?  
Memilih Kendaraan Ketika mempunyai tujuan, saatnya memilih kendaraan yang akan digunakan, tentunya jenis kendaraan ini kita yang memilih, sesuai keinginan kita, dan saya memilih kendaraan unik yaitu teknik refrigerasi dan tata udara, tidak banyak orang tahu jenis kendaraan apa ini, saya pun awalnya tidak tahu, namun inilah pilihan saya yang Allah pun mengijinkan saya memilih kendaraan ini. Kendaraan apa yang dipilih olehmu?
Apapun yang kita lakukan, kitalah yang memilih. Jadi apa yang harus disesali? You are the person you chose to be
Apapun kendaraan yang sedang kita gunakan saat ini, silahkan kendarai dengan sepenuh hati, dengan upaya optimal, dengan cara-cara yang baik, dan peka terhadap sesama. Inilah kendaraan yang akan mengantarkan kepada tujuan kita, jangan menyesal, karena kita juga kan yang memilih? semoga perjalanan ini diridhai Allah SWT 

Amanah Orangtua 
Saat starter kendaraan kita diberi kepercayaan oleh orangtua untuk bisa melakukan perjalanan sendiri, kendaraannya pun telah dipercaya oleh orangtua, dengan besar harapan kelak kita akan menjadi orang yang bisa mencapai tujuan 

Wow Orangtua Baru Orangtua baru yang menunjukkan arah jalan, beliau yang kita namai dosen, seorang pembimbing, dan pendidik selama perjalanan kita. Membekali kita dengan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipahami para dosen sejak lama, yang biasa kita namai matakuliah. 

 Si Pintar dan Si Malas
COP bukan segalanya, tergantung kapasitas kompresor dan pendinginan tiap unit Nilai juga bukan segalanya tergantung kapasitas pemahaman dan upaya tiap orang
Ternyata dalam perjalanan ini sama saja dengan perjalanan sebelumnya, perjalanan di sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas, segalanya bergantung pada nilai. Kita disebut "pintar" ketika mendapatkan nilai tinggi, dan menyandang predikat "malas" [kata yang diperhalus untuk kata kebalikan dari pintar] ketika kita mendapat nilai rendah. Padahal kapasitas dan kegemaran tiap orang berbeda-beda, orang malas itu karena apa yang dilakukannya tidak disukainya, ketika kita melakukan apa yang kita senangi maka kita akan mengerjakannya dengan sepenuh hati dengan hasil yang optimal. Saya senang gambar grafis, tapi tidak dengan menggambar manual [menggunakan pensil dengan media kertas], dan ketika saya menemukan mata kuliah “Gambar Teknik I” yang menggambar secara manual dengan kriteria kesempurnaan yang tinggi, saya mendapat nilai rendah yaitu D, apakah sebuah aib? Tidak, dengan jelas saya berbicara saya sudah berupaya memahami, bahkan saya selalu mencobanya, ya inilah hasilnya, atau dalam kata lain, saya tidak mau berlama-lama menggeluti bidang ini, karena saya pun tidak menyukainya. Namun ketika siapapun yang mengajak belajar bersama, menggambar grafis, menulis, karate, dan melakukan hal-hal yang saya sukai, selama saya bisa, saya bersedia dengan senang hati. Lagipula saya menemukan beberapa teman saya yang malas belajar dikelas, tapi karya dan kemapuannya lebih dari yang belajar dikelas. Itu membuktikan Si Pintar dan Si Malas itu tidak ada.

Si Mau dan Si Tidak Mau
Kita mampu melakukannya jika kita mau
Jika saya mau terus menerus latihan menggambar secara manual, saya pasti bisa, hanya saja tidak akan sehebat karya orang yang menggemari menggambar. Apapun yang kita pelajari kita pasti bisa, asal kita mau belajar, kita mau memahami, kita mau meluangkan waktu untuk itu. Hanya saja tolong beri kami waktu dan kesempatan lebih untuk memahami lagi, karena kapasitas masing-masing orang berbeda. Tapi harus berapa lamanya itu yang kami tidak tahu. 

Si Tidak Jujur : “Segalanya Bergantung Nilai” 

Kami telah diberi amanah oleh orang tua untuk melakukan perjalan kuliah, saat pulang yang ditanya nilai, keberlanjutan perjalan kuliah pun bergantung pada nilai.
Nilai bukan segalanya, tapi segalanya bergantung nilai
Karena itulah dengan kapasitas tiap orang berbeda, sebagian orang mampu memahami semua dengan cepat dan kami harus berusaha lagi, sementara tugas matakuliah lain pun menumpuk, dan kami bukan warkop yang 24 jam nonstop. Dengan begitu saat ujian, adanya tindakan yang biasa disebut “tidak jujur” hanya untuk memenuhi ekspektasi orangtua dan gengsi mahasiswa untuk mendapatkan nilai tinggi. Kejahatan saja perlu motif, sehingga tindakan “tidak jujur” dalam ujian pun mempunyai motif, yaitu ingin mendapatkan nilai tinggi dengan kemapuan yang [maaf] pas-pasan entah karena kapasitas upaya hanya bisa sampai situ, atau karena kemauan meluangkan waktu, atau kemauan untuk menyukai matakuliah tersebut yang kurang, atau mungkin bukan bagiannya dibidang tersebut, dan banyak faktor lainnya. Terpaksa kami melakukan segala cara untuk mendapat nilai tinggi, kalau nilai rendah semua nanti kami DO. Kasihan orangtua kami. 


Si Jujur : Segalanya Tidak Bergantung Pada Kejujuran Untuk matakuliah yang banyak hafalan, kami berupaya untuk menghafal semalam suntuk, tapi ketika ujian ada saja yang terlupakan, tapi mereka bisa melihat catatan kecil mereka. Hasilnya nilai mereka tinggi, kami dengan kejujuran mendapat nilai rendah, ternyata hanya ada punishment untuk yang tidak jujur dalam perjalanan ini dan tidak ada reward untuk yang jujur. Sehingga kami hanya bisa menghibur diri dengan kalimat
Orang jujur, selalu menang, dan Tuhan menyukai kejujuran
Terlanjur 

Kita yang memilih perjalanan kuliah ini, jadi inilah perjalan kuliah, pendidikan sekarang sudah terlanjur terbentuk seperti ini. Tinggal nikmati saja perjalanan ini, dengan kemauan berupaya yang optimal, dan peka terhadap sesama yang melakukan perjalanan pada jalur yang sama, bantu jika mereka perlu dibantu, dan jangan segan meminta bantuan pada orang disekitar kita. Kita mempunyai tujuan, kita telah melakukan perjalan, saatnya menunjukkan hasil uapaya terbaik kita, dengan senyuman dan tanpa keluhan. Sampai akhirnya mungkin suatu saat diantara kita dapat meralisasikan sistem pendidikan yang lebih mendidik, adil, dan lebih baik. 

 Belajar 

Belajar bukan sekedar membaca, menghitung, mengingat ataupun proses belajar yang telah kita lakukan di sekolah. Belajar itu bagaimana kita dapat belajar memahami dan peka terhadap sesama, belajar membaca situasi, belajar untuk terjatuh [gagal] sehingga dapat bangkit lagi, belajar untuk mencoba sesuatu yang baru, belajar itu suatu upaya untuk meningkatkan kemapuan kita, dalam berbagai hal, dan tentunya untuk memberi manfaat bagi orang banyak. Jadi apapun nilai dari hasil belajar dalam perjalanan kuliah, selama kita telah berupaya mari kita syukuri, karena tujuan akhir kita bukan nilai, tapi sebuah pemahaman yang bermanfaat dan bisa kita amalkan.